Anda masih bingung dengan cara hitung lembur? Yuk, simak penjelasannya di bawah ini:
Normalnya, jam kerja karyawan dalam sehari adalah 8 jam (5 hari kerja dlm 1 minggu) atau 7 jam (6 hari kerja dlm 1 minggu). Namun karena banyaknya pekerjaan seringkali mengharuskan karyawan untuk bekerja melebihi jam normal. Untuk bekerja di luar jam normal perusahaan tentu harus membayarkan upah lembur karyawan. Pemerintah telah mengatur tata cara hitung lembur melalui Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kepmenakertrans) No. 102/MEN/VI/2004 tentang waktu kerja lembur dan upah kerja lembur.
Berikut tata cara menghitung lembur sesuai Kepmenakertrans No. 102/MEN/VI/2004:
a. Upah lembur pada hari kerja
Jam Lembur | Rumus |
Jam Pertama | 1.5 x 1/173 x upah sebulan |
Jam Ke-2 dst | 2.0 x 1/173 x upah sebulan |
b. Apabila kerja lembur dilakukan pada hari istirahat mingguan dan/atau hari libur resmi untuk waktu kerja 6 (enam) hari 40 (empat puluh) jam seminggu maka :
Jam Lembur | Rumus |
7 Jam Pertama | 2.0 x 1/173 x upah sebulan |
Jam ke-8 | 3.0 x 1/173 x upah sebulan |
Jam ke-9 dst | 4.0 x 1/173 x upah sebulan |
c. Apabila hari libur resmi jatuh pada hari kerja terpendek :
Jam Lembur | Rumus |
5 Jam Pertama | 2.0 x 1/173 x upah sebulan |
Jam ke-6 | 3.0 x 1/173 x upah sebulan |
Jam ke-7 dst | 4.0 x 1/173 x upah sebulan |
d. Apabila kerja lembur dilakukan pada hari istirahat mingguan dan/atau hari libur resmi untuk waktu kerja 5 (lima) hari kerja dan 40 (empat puluh) jam seminggu:
Jam Lembur | Rumus |
8 Jam Pertama | 2.0 x 1/173 x upah sebulan |
Jam ke-9 | 3.0 x 1/173 x upah sebulan |
Jam ke-10 dst | 4.0 x 1/173 x upah sebulan |
Baca juga: PPh 21 Atas Pesangon